Minggu, 05 Juni 2016

Kau

Kau,
rinai yang membasahi beranda
yang memelukku dingin bersama angin selatan
menjelma rindu pada kelopak mata

Kau,
embun yang menjejak di jendela
lantunan nada yang mengirisku lirih
menjadi bahagia pada rimba yang jauh

Kau,
gurat yang patrinya tak lekang dalam enggan
batu karang yang kokoh di lautan ingatan
menjelma bayang di punggung keramaian

Kau,
mata yang ditumbuhi mawar
pada buku cerita yang kau suka

Kau,
punggung yang tak kusentuh
dalam potret lalu



ditulis oleh Muhammad Gana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar