Minggu, 12 Agustus 2012

Like a Knife | @muthiahannisa


ketika?
sebuah kata sederhana begitu kompleks bagiku?
aku diburu, dicekam, tapi hatiku begitu malu
desakan gravitasi meyuruhku tetap bernaung bermain dengan simpulan semesta
semesta begitu pelik bagiku dengan “merona aku usap pipiku”.
dimana? aku haru kutancap sepasang kaki telanjang ini..
disinakah? disitukah? disanakah?
beranda yang telah penuh ditemani sebuah bayangan yang terlalu semu
sudahlah aku sudah diburu..
terlalu sepi bagiku..
terlau dingin, ketika meyergap aku siap dimangsa..
diantara biloks biloks yang ingin menetralkan..
aku lengah..
ketika kau memulaikan cerita.
desakkan relung hatiku ingin meronta tapi tidak bisa..
 ketika aku sudah ingin muntah..
kalimat itu menusuk diantara tulang rusuk “hay wanita”?
ketika kalimat itu kau lontarkan kepadaku..
seketika itu sebuah rambatan tidak hadir kau ciptakan..
seketika itu membuat hatiku ingin meronta..
waktu semesta untuk kau dan aku “tidak ada”..
itu sebuah skenario yang terlalu pendek karena itu sebuah manisan..
aku hanya sebagai etalase di bagian simpulanmu..
beranda yang terlalu sepi bagiku..
tak perlu meronta..
hanya sebuah tarian fatamorgana..
dada yang sudah kau belah
sekejap menghisap memoriku
semesta menjawab pertayaanku?
jawaban pahitkah???

sebuah kata sederhana bermuncul dipermukaan lagit semesta..
lupakanlah..
gravitasi hilang
 begitu kedap udara tersisa..
aku menghilang..
“ketika kau dan aku menyusup”


by: @muthiahannisa

http://muthiahannisa.tumblr.com/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar