Suara langkah mendekat mengusik sepi yang kucintai. Seorang gadis
berambut ikal berjalan mendekat membawa sekarung kecil entah apa
berwarna cokelat. Rambutnya yang berwarna azure membuatku memaafkan
kelancangnnya mendekati wilayahku. Warna azure--warna langit yang
diam-diam lama kurindukan sekaligus warna terlarang.
Siapa kau?
Tak akan lagi penting siapa aku ketika asa mulai menyesakkan dadamu dan menghimpitmu dalam keputusasaanGadis tadi duduk di batu sebelahku.
Ini napas simpananku. Aku jarang menggunakannya dan lebih sering menyimpannya,Ia menunjuk karung kecil yang ia pegang dengan wajah hampa. Ia melanjutkan bicaranya yang kuanggap racauan saja.
Seumur hidupku, aku tak akan menggunakan napas sebanyak ini. Aku pasti akan terus menyimpannya. Tetapi sebuah bunga tidak akan mekar terlalu lama. Ia harus mengorbankan kematiannya demi generasi yang baru.Seperti aku, aku rela mengorbankan apapun demi melihat kedua orang tuaku di Bumi.Bumi--planet yang disebut-sebut planet terlarang--
Ia berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan melintasi batu penghalang raksasa dengan tenang. kulihat kakinya banyak berdarah. ia tetap berjalan sampai ke puncak walau sudah kularang.
Namaku Aurora, kuharap kau akan mengingatnya.Ia menghabiskan seluruh napas yang ia kumpulkan sepanjang hidupnya dan menghilang setelah melompat dari puncak batu penghalang.
Di balik batu itu. Tempat gadis itu melompat. Tempat aurora terjun adalah lubang hitam. Yang menyerap siapa saja ke dalamnya. Banyak mitos yang mengatakan lubang itu menembus ke planet terlarang bernama Bumi. Namun entah.
**
Lama setelah aku kembali kuat menatap angkasa tanpa gelisah dan resah yang lama menghampiriku, semua orang ribut membicarakan hal aneh. Seberkas cahanya berwarna azure melintang indah di atas angkasa.
Azure?
Aurora. Aurora pasti sedang menari di atas sana.
by: @saraahaghnia
http://uncoloursky.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar