Minggu, 29 Juli 2012

Tarian Aurora | @saraahaghnia

Aku berjalan menyusuri hampa bernama angkasa. Langkahku tertancap pada tumpukan batu penghalang raksasa, tempatku bersua dengan waktu dan pengap yang kian menghimpit. Aku melihat denyut nadiku melemah, seperti siap menyapa ajal. Namun ketakutan itu kembali menghampiri, menyeretku ke kenyataan yang kadang sudah tak bersekat dengan kefanaan. Jadi kuputuskan mengambil sebuah pil untuk ditelan.

Suara langkah mendekat mengusik sepi yang kucintai. Seorang gadis berambut ikal berjalan mendekat membawa sekarung kecil entah apa berwarna cokelat. Rambutnya yang berwarna azure membuatku memaafkan kelancangnnya mendekati  wilayahku. Warna azure--warna langit yang diam-diam lama kurindukan sekaligus warna terlarang.
Siapa kau?
Tak akan lagi penting siapa aku ketika asa mulai menyesakkan dadamu dan menghimpitmu dalam keputusasaan
Gadis tadi duduk di batu sebelahku.
Ini napas simpananku. Aku jarang menggunakannya dan lebih sering menyimpannya,
Ia menunjuk karung kecil yang ia pegang dengan wajah hampa. Ia melanjutkan bicaranya yang kuanggap racauan saja.
Seumur hidupku, aku tak akan menggunakan napas sebanyak ini. Aku pasti akan terus menyimpannya. Tetapi sebuah bunga tidak akan mekar terlalu lama. Ia harus mengorbankan kematiannya demi generasi yang baru.Seperti aku, aku rela mengorbankan apapun demi melihat kedua orang tuaku di Bumi.
Bumi--planet yang disebut-sebut planet terlarang--
Ia berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan melintasi batu penghalang raksasa dengan tenang. kulihat kakinya banyak berdarah. ia tetap berjalan sampai ke puncak walau sudah kularang.
Namaku Aurora, kuharap kau akan mengingatnya.
Ia menghabiskan seluruh napas yang ia kumpulkan sepanjang hidupnya dan menghilang setelah melompat dari puncak batu penghalang.
Di balik batu itu. Tempat gadis itu melompat. Tempat aurora  terjun adalah lubang hitam. Yang menyerap siapa saja ke dalamnya. Banyak mitos yang mengatakan lubang itu menembus ke planet terlarang bernama Bumi. Namun entah.
**
Lama setelah aku kembali kuat menatap angkasa tanpa gelisah dan resah yang lama menghampiriku, semua orang ribut membicarakan hal aneh. Seberkas cahanya berwarna azure melintang indah di atas angkasa.
Azure?
Aurora. Aurora pasti sedang menari di atas sana.

by: @saraahaghnia
http://uncoloursky.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar