Aku benar tak mengerti apa yang sedang terjadi disana. Ataupun di dalam
sini, diantara ruang pesawat antariksa yang kau dan aku tumpangi. Ada
sesuatu yang mengganjal hingga aku harus turun memeriksa angkasa yang
menurutku sudah tak indah, rasi yang sudah terkontaminasi oleh objek
asing yang semestinya tak berada disana.
Aku mendekat perlahan. Amat hati-hati sampai aku bisa memandang rasi
yang benar-benar tak sama seperti sedia kala. Namun, ia bercahaya.
Cahaya yang begitu syahdu, lembut dan tak menyilau kornea. Ada sekelebat
perasaan cinta yang muncul di ulu hatiku akan kedatangan objek mungil
itu pada akhirnya.
Detik itu aku tersadar bahwa aku sudah bukan satu-satunya bintang yang
terang di angkasamu. Tidak lagi. Pemilik galaksi lebih memilih untuk
menghadiahkan sebuah bintang mungil sebagai umbramu. Dan menjadikan aku
penumbra. Setelah dalam penantian sekian lamanya, kita sampai pada detik
dan detak yang harus dibagi. Pesawat yang kita tumpangi akan memiliki
seorang calon awak baru.
Dan, selamat datang umbra pekatmu. Semoga kelak dia menjadi kebanggaan bagi kita, bagi sesiapa saja.
by: @afsahenda
http://sahenda.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar